Friday, November 24, 2017

Kompetensi Akting

Rekan guru bahasa Indonesia yang terkasih,
Dalam bagian kompetensi akting ini, ada empat hal yang perlu Anda pahami yaitu kompetensi pengucapan dialog dan gerak, kemampuan mengembangkan imajinasi, konsentrasi di atas panggung, dan ingatan emosi. Keempat hal itu merupakan pemahaman dasar yang mesti dipahami oleh siswa Anda ketika hendak mementaskan suatu cerita dari naskah drama yang sudah dipersiapkan.
1.  Pengucapan dialog dan gerak
a.  Kompetensi dialog
Kompetensi dialog dibagi menjadi dua yaitu artikulasi dan teknik pengucapan. Artikulasi adalah kejelasan ucapan dalam melafalkan dialog naskah drama. Pengucapan dialog secara jelas bertujuan agar aktor/aktris mampu menyampaikan makna atas hal yang diucapkan di atas pentas. Artikulasi yang tepat diwujudkan melalui penggunaan artikulator dan titik artikulasi yang tepat dan disertai tekanan terhadap bunyi-bunyi vokal maupun konsonan sesuai pesan yang disampaikan. Dari tampilan, pengucapan bunyi-bunyi tersebut ditandai dengan kesempurnaan bentuk bibir dalam pengucapan. Misalnya, bunyi vokal [o] diucapkan dengan bibir membulat seperti lingkaran dan agar moncong. Sebaliknya, bunyi konsonal [p] diucapkan dengan rekatan kedua bibir kemudian dilepaskan dengan seketika.
Teknik pengucapan yang perlu dipahami adalah teknik topping dan dropping. Teknik topping adalah teknik menaikkan volume, nada suara, dan tempo melebihi lawan bicara (pemain lain) sebagai penanda. Pemakaian teknik topping harus diimbangi dengan keterampilan mengucapkan dialog dengan artikulasi yang baik (pengucapan yang jelas). Kejadian yang sering di atas penas ketika pemain menggunakan teknik topping ialah emosi yang meninggi karena ketegangan yang tercipta mengakibatkan pemain hanya berkonsentrasi untuk menaikkan volume, nada, dan tempo suara sehingga lupa mengontrol intonasi dan artikulasi. Ucapan yang muncul dalam kondisi tersebut menjadi kurang jelas dan sering terjadi selip lidah. Teknik topping dapat digunakan pada situasi membentak lawan bicara, menyanggah ucapan lawan bicara, marah, tersinggung, dan sebagainya.
Selain teknik topping, aktor/aktris perlu mengenal teknik dropping. Teknik dropping merupakan teknik menurunkan volume, nada, dan kecepatan tempo suara untuk mendapatkan efek-efek tertentu dari sebuah pengucapan. Efek-efek tersebut antara lain penyesalan, permohonan, dan redaman emosi. Teknik dropping memiliki fungsi antara lain menurunkan derajat ketegangan yang dibangun oleh tokoh dalam cerita. Setelah berbagai macam ketegangan diciptakan, perlu ada situasi yang didinginkan. Akan tetapi, dalam situasi sebaliknya, teknik ini justru difungsikan untuk membangun suatu ketegangan. Pada saat aktor/aktris berada pada puncak kekuatan suara yang maksimal, tetapi ia masih memerlukan pengembangan lebih lanjut dan tidak memungkinkan untuk menambah volume suara, maka teknik ini akan digunakan. Teknik dropping dilakukan dengan penuruan volume suara disertai tempo yang dilambatkan.
b.  Kompetensi gerak
Kompetensi gerak yang dikembangkan dalam pementasan drama meliputi gesture (bahasa tubuh) aktor/aktris (fisik dan vokal), ekspresi, pergerakan di atas panggung (movement), dan blocking. Penjelasan singkat saya sertakan dalam penjabaran ini. Sedangkan penjabaran lebih detail, akan saya sampaikan pada bagian lain agar lebih mudah untuk dicerna.
·       Gesture (bahasa tubuh)
Gesture merupakan tanda eksternal (bahasa tubuh) yang mengindikasikan suatu tanda atau simbol tertentu sebagai bahasa komunikasi nonverbal (analogi bahasa tubuh). Gesture fisik lebih diarahkan pada gerak tubuh, misalnya pada pernyataan “Pergi kau dari hadapanku!”. Sebelum mengucapkan dialog tersebut, aktor terlebih dahulu merentangkan tanganya lebih dari 45 derajat ke arah atas dengan tangan menggenggam, kecuali jari telunjuk yang diarahkan ke pintu (arah keluar-masuk pemain di panggung). Gesture vokal dimaksudkan untuk pengucapan verbal (kata-kata) dan nonverbal (bunyi-bunyian).
·       Ekspresi
Ekspresi merupakan bentuk luapan perasaan yang terpancar melalui raut wajah maupun gerak tubuh. Pada umumnya, ekpresi yang memancar lewat wajah melibatkan bagian-bagian raut muka, yakti mata, dahi, dan bibir. Kemampuan dalam mengolah ekspresi wajah harus dikembangkan oleh aktor/aktris karena permainan keduanya di atas pentas sebagian besar memainkan ekspresi wajah. Salah satu aspek yang dilihat oleh penonton dalam akting tokoh ialah ekspresi wajah (air muka). Penilaian penonton terhadap akting aktor/aktris di atas pentas ditentukan oleh kemampuannya dalam mengolah ekspresi wajah.
·       Pergerakan di atas panggung (movement)
Movement adalah pergerakan atau perpindahan dari satu daerah permainan ke daerah permainan lain di atas panggung. Movement terjadi ketika seorang pemain ingin mengungkapkan perasaan atau menciptakan suasana baru di atas panggung. Movement harus didasari motivasi alasan yang kuat dari aktor. Pergerakan aktor/aktris di atas pentas yang tidak kuat justru akan mematikan langkah aktor/aktris dan pementasan menjadi terkesan membosankan.
·       Blocking
Blocking atau pengelompokan terjadi karena suasana dan perasaan dalam suatu adegan menuntut demikian. Pengelompokan berubah-berubah sesuai keadaan. Blocking dilakukan agar tercapai suatu dinamika dan memudahkan penonton mengikuti jalannya cerita. Pengelompokan terjadi karena timbulnya peralihan-peralihan kepentingan sehingga harus dilakukan movement yang bertindak sebagai penyambung antara satu blocking ke blocking lain.
Pemahaman lebih detail berkaitan dengan kompetensi gerak dan dialog akan dipaparkan secara tersendiri. Hal tersebut agar Anda dapat memahami secara fokus. Hal-hal yang sudah saya paparkan di atas lebih sebagai pendasaran pemahaman untuk Anda.

2.  Kemampuan mengembangkan imajinasi
Peristiwa di atas panggung bukan merupakan hasil sebuah aktualitas, tetapi merupakan pembentukan aktualitas. Semua terjadi melalui proses imajinasi yang dibangun penulis naskah drama, sutradara, dan pekerja pentas lainnya (aktor/aktris, penata dekorasi, make up, dan sebagainya). Penulis naskah drama menggunakan imajinasi terhadap peristiwa yang dilihat, dialami, dan dirasakan untuk menulis sebuah naskah drama. Tujuan utama seorang aktor/aktris yakni mempergunakan tekniknya untuk mengubah lakon menjadi aktualisasi teater. Aktor/aktris akan memerankan tokoh dalam naskah drama yang memiliki karakter hampir sama atau bahkan berbeda dengan dirinya. Oleh karena itu, pengenalan terhadap karakter pribadinya penting dalam membantu untuk pemeranan. Di sinilah pentingnya suatu kemampuan mengembangkan imajinasi dalam diri aktor/aktris.
3.  Konsentrasi di atas panggung
Seorang aktor/aktris harus mempunyai pusat perhatian. Segala pikiran yang mengganggu segera dihilangkan saat berakting di atas pentas. Aktor/aktris harus menumbuhkan pikiran bahwa ia merupakan bagian dari pementasan, hidup di dunia yang baru dengan berbagai situasi dan lingkungan yang baru, menjadi orang lain, dan menanggalkan kehidupan nyata di luar pentas. Salah satu penanda hilangnya konsentrasi aktor/aktris adalah pandangan mata yang kosong dan tidak fokus, sehingga terlihat seperti orang melamun. Mata tidak hanya berperan sebagai jendela hati, tetapi juga merupakan jendela pikiran.
4.  Ingatan emosi
Waktu merupakan penyaring yang baik untuk perasaan dan kenangan seseorang. Setiap orang akan melewati suatu rentangan masa, masal lalu, masa kini, dan masa depan. Segala peristiwa yang terjadi pada masa lalu terekam dan tersimpan dalam memori otak. Arsip ingatan tersebut yang dibawa oleh seorang aktor/aktris sebagai modal dasar dalam mengembangkan akting di atas pentas. Arsip ingatan yang dimanfaatkan oleh aktor/aktris dalam mengembangkan akting di atas pentas yakni ingatan emosi. Modal dasar ingatan dalam bentuk ingatan emosi berperan penting dalam akting aktor/aktris. Berbagai karakter yang diembang oleh seorang pemian dram semata-mata hanya simbol besar yang melekat pada dirinya dan dijadikan suatu pembeda antara satu individu dengan individu lainnya. Ketika seorang aktor/aktris dapat mengelola ingatan emosinya, maka ia akan lebih mudah menghayati perannya. Ia akan berakting di atas panggung dengan emosi dan perasaannya, bukan hanya pikirannya.

No comments:

Post a Comment

Belajar Jarak Jauh-1

Rekan guru dan para siswa yang terkasih, Kondisi sekarang ini yang diakibatkan pandemi Covid-19, membuat berbagai aktivitas publik mendad...