Monday, November 20, 2017

Naskah Drama

Rekan guru bahasa Indonesia dan para siswa yang terkasih,
Dalam blog ini, saya unggah beberapa contoh naskah drama. Ada naskah drama yang dibuat oleh siswa saya dan ada pula yang saya buat. Tentu saja masih ada kekurangan dalam naskah yang saya unggah ini. Meski demikian, saya mempersilakan Anda untuk membaca dan mencermati naskah ini dan dapat memunculkan ide untuk menyusun naskah sendiri. Jika naskah unggahan saya ini Anda pandang layak untuk dilatihkan pada siswa Anda, silakan diunduh saja.

Drama Dialog
1. Sahabatku, Penolongku |Unduh
2. Gurau Guru | Unduh

Drama Monolog
1. Ibuku dan Remah Roti | Unduh
2. Celoteh Petang Hari | Unduh
3. Aku dan Kakakku | Unduh
4. Waktu | Unduh

Pembelajaran Drama dalam Video

Rekan guru bahasa Indonesia dan para siswa yang terkasih,
Untuk dapat melihat contoh-contoh pembelajaran drama dalam praktik, Anda dapat menyaksikan beberapa unggahan di media Youtube berikut ini. Saya akan menautkan bahan-bahan berikut ini yang meliputi materi pementasan dan materi kepenulisan naskah. Jika dalam proses pencarian, saya menemukan tambahan bahan dari chanel tersebut di atas, maka akan saya tambahkan dalam daftar tayangan yang bisa Anda saksikan ketika sudah membuka blog ini dan mengklik kata "Tonton" di belakang setiap judul tayangan. 

Materi Pementasan
Selain belajar mengapresiasi pementasan drama dan menulis naskah drama, hal yang juga perlu untuk disiapkan adalah pementasan drama itu sendiri. Sebelum seseorang mampu mementaskan drama, diperlukan persiapan yang matang agar dirinya dapat memerankan tokoh tertentu yang dibawakan. Berikut ini disediakan beberapa contoh latihan yang sebaiknya rutin dilatih dalam persiapan pementasan.
1. Dasar-dasar Belajar Bermain Drama/Teater | Tonton
2. Latihan Ekspresi | Tonton
3. Latihan Konsentrasi dan Olah Vokal | Tonton
4. Latihan Improvisasi | Tonton
5. Latihan Olah Rasa | Tonton
6. Latihan Senam Wajah | Tonton

Materi Kepenulisan Naskah
Naskah drama juga memegang peran penting dalam pementasan dan apresiasi. Sebuah naskah drama menjadi bermanfaat, bermakna, dan berguna ketika diapresiasi dan dipentaskan. Oleh karena itu, belajar untuk menulis naskah drama sangat penting. Berikut ini disediakan beberapa contoh latihan menulis naskah drama. Dengan rutin belajar menulis naskah drama, kita akan semakin mampu menyediakan naskah yang layak untuk dipentaskan dan diapresiasi.
1. Menulis Kreatif Naskah Drama Satu Babak | Tonton
2. Menulis Naskah Drama Secara Kreatif | Tonton

Pembelajaran Penulisan Kreatif Naskah Drama

Rekan guru bahasa Indonesia yang terkasih,
Menulis merupakan kegiatan menuangkan ide, pikiran, dan imajinasi positif ke dalam karangan. Menulis merupakan kegiatan kreatif karena melibatkan tahap-tahap imajinatif yang meliputi merasakan, menghayati, mengkhayalkan, dan menemukan kebenaran. Salah satu bentuk kegiatan kreatif tersebut adalah menulis karya sastra naskah drama. Menulis naskah drama merupakan salah satu kompetensi kognitif yang dikembangkan dalam pembelajaran drama.
Dalam kegiatan penulisan naskah drama, penulis naskah drama melibatkan pembaca untuk memasuki sebuah model dunia kehidupan yang dibangun dalam sebuah wilayah budaya hasil interpretasi dari dunia sekitarnya. Wilayah budaya tersebut ditampilkan dengan mengolah realitas kehidupan yang dipaparkan secara terselubung dalam wacana sastra (dalam hal ini naskah drama) dan kemudian memasuki wilayah makna yang ditampilkan dalam wujud peristiwa, tokoh, setting, dan semangat kemanusiaan yang menjadi oase bagi pengembara kerohanian sehingga naskah drama membuka peluang untuk perenungan persoalan mendasar tentang manusia dan kemanusiaan.
Kisah kehidupan yang dikembangkan dalam drama bertumpu pada konflik. Oleh karena itu, seni drama disebut juga dengan seni konflik. Konflik selalu hadir pada setiap perkembangan tahapan peristiwa naskah drama, meskipun setiap naskah memiliki plot, tema, tokoh dan watak tokoh, serta setting yang berbeda-beda. Konflik berkaitan dengan upaya tokoh untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan, kecenderungan, atau harapan. Perjuangan mewujudkan harapan tersebut melahirkan bentuk-bentuk konflik yang bermuatan nilai-nilai dramatik. Drama merupakan pernyataan dari kemauan manusia dalam menghadapi tantangan atau oposisi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, drama adalah pertentangan antara kecenderungan-kecenderungan manusia dalam memilih nilai moral kehidupan.

Sumber: http://jendelamatabroadcast.blogspot.co.id
diunduh pada Senin, 20 November 2017


Tulisan Sumber Pengayaan

Rekan guru bahasa Indonesia yang terkasih,
Dalam beberapa pencarian hasil tulisan tentang drama, saya menemukan beberapa tulisan yang layak untuk Anda baca sebagai bahan pengayaan dalam pembelajaran drama di kelas. Tulisan-tulisan itu pada umumnya berisi hasil kajian dan hasil pemikiran. Dari membaca tulisan-tulisan tersebut, saya sangat berharap Anda makin diperkaya dalam mengelola kelas saat materi pembelajaran drama dan sekaligus mendapat gagasan untuk mengembangkan hasil kajian atau gagasan Anda. Berikut ini tulisan-tulisan tersebut dapat Anda unduh dan saya berharap Anda semakin bertambah wawasan dalam mengajarkan materi drama di kelas.

1. Drama dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra | Unduh
2. Kesantunan Berbahasa dalam Naskah Drama | Unduh
3. Menumbuhkan Daya Kreatif Siswa Melalui Pengajaran Drama | Unduh
4. Pengembangan Bahan Ajar Bermain Drama Berbasis Autobiografi | Unduh

Selain tulisan berbentuk kajian, Anda juga dapat mengunjungi laman yang memuat materi tentang pembelajaran drama, khususnya menulis naskah drama. Berikut ini saya cantumkan laman yang dapat Anda kunjungi.

1. Portal Media Pengetahuan Online (silakan mengunjungi di sini.)
2. Portal Web Dunia Pendidikan (silakan mengunjungi di sini.)

Pembelajaran Pementasan Drama

Rekan guru bahasa Indonesia yang terkasih,
Pernahkah Anda mengajak siswa Anda untuk melihat tayangan pementasan drama di media seperti di internet dan televisi? Jika dahulu media televisi sangat mendominasi, sekarang media internet lebih mudah untuk dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Tidak mudah menemukan tayangan atau program pementasan drama di televisi pada masa lampau. Namun hal tersebut sekarang sudah dapat diatasi dengan adanya media internet. Pementasan drama apa pun sangat mudah ditemukan. Dari lingkup tingkat sekolah sampai dengan lingkup umum semuanya mudah ditemukan di media internet.
Untuk itu, betapa sangat mudahnya Anda mencari sumber-sumber pembelajaran pementasan drama. Anda dapat memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk mendukung pembelajaran pementasan drama.
Jika melalui media tersebut sudah pernah Anda lakukan, maka pada kesempatan lain Anda dapat mengajak siswa Anda untuk menyaksikan pementasan drama secara langsung. Bagaimana mendapatkan kesempatan tersebut? Anda dapat melakukan observasi ke pusat-pusat budaya di kota terdekat, apakah ada pementasan teater? Jika tidak ada, Anda dapat observasi di lingkungan kampus atau universitas yang memiliki jurusan sastra dan pendidikan bahasa dan sastra. Pada umumnya kampus-kampus tersebut akan mementaskan suatu teater. Tentu saja tidak semua tema dan cerita yang dipentaskan untuk umum cocok bagi siswa Anda. Untuk itu, Anda dapat menyeleksi pementasan yang layak untuk siswa Anda. Bahkan, jika telah terjadi kerja sama dengan suatu kelompok teater tertentu atau universitas tertentu, Anda dapat mengajukan bantukan agar mereka berkenan mementaskan suatu drama yang layak untuk tingkat siswa Anda.

Rekan guru bahasa Indonesia yang terkasih,
Pembelajaran pementasan drama yang akan dibahas pada bagian ini antara lain pemahaman terhadap tema pementasan, apresiasi dialog aktor, apresiasi akting aktor, apresiasi latar atau setting pementasan, apresiasi aspek artistik, dan penyutradaraan. Khusus bagian penyutradaan akan dibahasa tersendiri agar lebih mudah dalam memperdalam dan mempelajari.
Sebuah naskah drama yang disusun oleh seorang penulis, pada muaranya akan tampak berbobot ketika sudah dipentaskan. Sebagus apa pun naskah ditulis oleh seorang penulis naskah drama, jika dalam pementasan kurang dapat menunjukkan mutu atau bobotnya, maka naskah drama tersebut belum dapat disebut sebagai naskah drama yang baik. Oleh karena itu, ketika siswa diajar untuk dapat menulis naskah drama, dirinya perlu diajari untuk dapat “bermain imajinasi” tentang bagaimana dan seperti apa jika naskah hasil karyanya tersebut akan dipentaskan. Oleh karena itu komponen dalam pementasan sebuah drama penting dipahami dan dikuasai oleh siswa Anda.


Sumber gambar:
https://www.youtube.com/watch?v=cBCCKtjqSAc diunduh pada Senin, 20/11/2017


Gaya Penyajian dalam Naskah Drama

Rekan guru bahasa Indonesia yang terkasih,
Setiap naskah drama memiliki gaya penyajian yang berbeda-beda. Gaya penyajian yang berbeda menunjukkan karakter penulis naskah drama, baik itu karakter pribadi yang melekat dalam diri pengarang maupun lingkungan fisik, psikis, dan sosial yang memengaruhi kehidupan pengarang. Lingkungan fisik pengarang berupa kondisi tempat tinggal pengarang (asal-usul daerah maupun negara). Lingkungan sosial berupa adat istiadat, norma, nilai-nilai, dan status ekonomi yang melatarbelakangi kehidupan pengarang. Lingkungan psikis antara lain berupa latar belakang keyakinan pandangan hidup, dan harapan, atau cita-cita.
Dalam menulis naskah drama, pengarang memiliki gaya ekspresi verbal dalam menyampaikan gagasan. Ekspresi verbal merupakan teknik yang dipilih penulis dalam menyajikan dialog-dialog naskah drama. Dialog naskah drama ditulis dengan menggunakan gaya tuturan dalam percakapan sehari-hari. Dialog tersebut sebagian dikembangkan sesuai dengan kaidah kebahasaan yang benar (jika tokoh terlibat dalam percakapan formal) dan dikembangkan dengan mengabaikan kaidah bahasa Indonesia yang benar jika tokoh terlibat dalam situasi percakapan tidak formal. Penggunaan ragam bahasa Indonesia tersebut juga disesuaikan dengan suasana, situasi, dan emosi yang dibangun dalam dialog tokoh.
Pengarang menggunakan tiga jenis gaya penggunaan ekspresi verbal dalam penyajian isi cerita, yakni gaya percakapan, gaya puisi, dan gaya lirik. Ketiga gaya tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1.  Gaya percakapan
Gaya percakapan adalah gaya pengembangan dialog naskah drama dengan memanfaatkan ciri-ciri bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari di tengah masyarakat. Ciri-ciri dialog tokoh disesuaikan dengan ciri-ciri budaya bahasa lisan masyarakat yang dikisahkan dalam naskah. Pengarang Indonesia tidak jarang menggunakan dialek daerah tertentu sesuai dengan latar belakang budaya tokoh. Hal tersebut bertujuan untuk menjelaskan identitas tokoh, watak tokoh, dan menunjukkan kekayaan khazanah budaya bahasa Indonesia. Pemilihan diksi dalam pengembangan dialog naskah drama juga dipengaruhi oleh latar belakang budaya penulis naskah drama.
2.  Gaya puisi
Dalam gaya puisi, teknik pengembangan dialog tokohnya menghadirkan ciri-ciri bahasa puisi. Ciri bahasa puisi yang dimunculkan dalam dialog tokoh berupa estetika penggunaan bahasa yang meliputi penggunaan rima, kata konotatif, citraan, gaya bahasa, dan simbol. Penggunaan bahasa puisi memberikan kesan mendalam pada naskah drama tersebut karena pembaca dan penonton berkesempatan untuk membangun imajinasi dalam memahami paparan dialog.
3.  Gaya lirik
Gaya lirik merupakan teknik pengembangan dialog dengan memanfaatkan ciri-ciri puisi liris. Dialog naskah drama bergaya lirik ditata dalam bentuk larik-larik (baris-baris puisi) yang memiliki birama (melodi) dalam tiap baris seperti lirik yang dinyanyikan dalam opera.

Rekan guru bahasa Indonesia yang terkasih,
Selain ekspresi verbal seperti paparan di atas, naskah drama juga mempunyai gaya penyajian isi cerita yang khas. Gaya penyajian tersebut didasarkan pada ciri cerita, tujuan, dan pembaca/penonton yang menjadi sasaran dalam penulisan.
1.  Ciri cerita
Ciri cerita selalu disesuaikan dengan genre atau jenis naskah. Naskah jenis tragedi, komedi, atau tragikomedi ditulis dengan pilihan kata, frasa, dan kalimat yang berbeda. Pada naskah tragedi, kalimat percakapan antartokoh ditulis dengan pilihan kata yang bermakna luas sehingga sisi penderitaan tokoh lebih transparan. Pada naskah komedi, kalimat percakapan yang dipilih untuk mengungkapkan isi lebih ringan dan terdapat pleseta (joke) yang dominan.
2.  Tujuan
Tujuan penulisan penulisan naskah drama berkaitan dengan kepentingan “untuk apa” naskah drama tersebut ditulis, misalnya untuk edukasi, hiburan, atau perpaduan keduanya.
3.  Pembaca
Pertimbangan penulis naskah drama dalam menentukan sasaran pembaca/penonton didasarkan pada empat aspek yaitu tingkat intelektual, latar belakang pendidikan, usia, dan wawasan tentang drama itu sediri.


Pembelajaran Apresiasi Drama

Sumber: dokumentasi SMP Pangudi Luhur Wedi

Rekan guru bahasa Indonesia dan para siswa yang terkasih,
Anda tentu paham bahwa antara prosa dan drama, dari segi landasan konfliknya sama. Sama seperti prosa, drama merupakan cerita yang dikembangkan dengan berlandaskan konflik kehidupan manusia dan dituangkan dalam bentuk dialog untuk dipentaskan di hadapan penonton. Perbedaan pada prosa dan drama terletak pada dialognya. Dalam prosa, bentuk dialog disusun sebagai bagian dari cerita. Sedangkan pada drama dialog disusun sebagai langkah untuk dipentaskan. Drama dapat disikapi dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk karya sastra (text play) dan drama teater (pementasan). Naskah drama (text play) dapat diapresiasi melalui kegiatan membaca naskah drama. Sebaliknya, drama dalam bentuk teater dapat diapresiasi melalui kegiatan menonton atau menyaksikan drama.
Dalam bahasan tentang pembelajaran apresiasi drama ini, akan disampaikan empat hal pokok yang perlu Anda siapkan. Keempat hal itu meliputi 1) teori-teori pembelajaran apresiasi naskah drama, 2) materi pembelajaran apresiasi naskah drama, 3) teori-teori pembelajaran apresiasi pementasan drama, dan 4) materi pembelajaran apresiasi pementasan drama. Jika dicermati, sebenarnya kegiatan apresiasi drama tersebut terbagi menjadi dua saja yaitu pembelajaran apresiasi naskah drama dan pembelajaran apresiasi pementasan drama. Sedangkan materi yang disediakan lebih sebagai contoh untuk Anda yang disediakan. Keempat hal tersebut nanti akan disajikan secara terpisah agar dapat dicermati dan diperdalam.

Rekan guru bahasa Indonesia dan para siswa yang terkasih,
Sebenarnya banyak acuan sumber-sumber referensi yang dapat Anda baca berkaitan dengan teori-teori pembelajaran apreasiasi, termasuk dalam apresiasi naskah drama. Hal yang penting Anda pahami bahwa acuan teori apreasiasi naskah drama tidak jauh berbeda dengan teori apreisiasi karya sastra prosa dan puisi. Tiap penulis dalam sumber referensi yang Anda temukan, tentu memiliki pertimbangan dan wawasan yang perbeda. Hal itu tentu akan semakin kaya di dalam menyusun materi pembelajaran yang akan Anda sampaikan kepada para siswa.

Dalam paparan ini, teori-teori tentang pembelajaran apresiasi naskah drama akan dibatasi pada bahasan-bahasan yang saya pandang penting berdasarkan sumber buku acuan yang penulis gunakan dalam paparan ini. Hal yang ingin saya sampaikan kepada Anda saya batasi pada 1) gaya penyajian naskah drama, 2) pembagian drama, dan 3) unsur inti dalam naskah drama. 

Belajar Jarak Jauh-1

Rekan guru dan para siswa yang terkasih, Kondisi sekarang ini yang diakibatkan pandemi Covid-19, membuat berbagai aktivitas publik mendad...