Monday, November 27, 2017

Perbedaan Naskah Prosa Fiksi dan Naskah Drama


Rekan guru bahasa Indonesia yang terkasih,
Menulis naskah darma melibatkan proses hampir sama dengan menulis fiksi, misalnya prosa atau cerpen. Proses tersebut meliputi memilih objek/menentukan sumber ide tulisan, menetapkan tema, memilih tokoh, dan menyusun kerangka alur. Hal yang membedakan antara penulisan naskah drama dengan prosa atau cerpen ialah naskah drama ditulis dalam bentuk percakapan atau dialog-dialog dengan memaparkan nama-nama tokoh yang akan berperan. Dengan demikian, naskah drama dan naskah prosa memiliki perbedaan mendasar dalam bentuk paparan. Naskah drama dipaparkan dalam bentuk percakapan dialog, sedang prosa fiksi dipaparkan dalam bentuk narasi, meskipun pada bagian tertentu terdapat paparan dialog antartokoh. Pemaparan dialog dalam prosa tidak terlalu dominan dan bentuknya berbeda dengan dialog naskah drama. Semua informasi dalam cerita dinarasikan melalui pernyataan pengarang.
Untuk lebih jelas, perbedaan kedua bentuk genre tersebut dapat dicermati pada paparan dua cuplikan naskah drama dan naskah cerita fiksi berikut ini. Naskah drama diambil dari “Bunga-Bunga Bangsa” karya Emil Sanossa. Naskah cerita fiksi diambil dari “Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer.

Cuplikan “Bunga-Bunga Bangsa”

Van Dijk
:
Kita berpacu dengan waktu. Dia harus kita paksa untuk bicara.
Bastian
:
Rupanya dia mengerti kita sedang berloma dengan waktu. Seperti sengaja dia mengulur-ulur pemeriksaan. Lagaknya seperti tidak tahu apa-apa.
Van Dijk
:
Dia tahu banyak. Itu sudah pasti. Aku kenal dia waktu kami sama-sama di Wonosobo, ketika sama-sama duduk di panitia gencatan senjata. (Menimbang-nimbang kata-katanya.) M-u-r-t-o-m-o. Ya, Kapten Murtomo Nama itu sama artinya dengan kegilaan seorang fanatikus.

Cuplikan “Gadis Pantai”

Pemandangan pantai sepanjang jalan, tumbuhan laut yang jadi semak-semak, kadal-kadal laut
yang bercanda ria dan ketam pasri yang mondar-mandir bermandi matari, semua tak menarik hatinya. Irama telapak kuda tak terdengar olehnya. Ia mengangkat kepala sebentar waktu dokar berhenti dan bapaknya turun dari dokar di depan, menghampirinya, dan “Kau mau diam, tidak?”
Tubuh yang kecil mungil itu meriut seperti keong, ketakutan. Ia tahu bapaknya pelaut, kasar berotot perkasa. Ia tahu sering kena pukul dan tampar tangannya. Tapi sekarang, buat apakah penderitaan ini? Disembunyikan mukanya dalam pangkuan emaknya.

Demikian perbedaan naskah drama dan naskah cerita fiksi. Dengan memerhatikan perbedaan tersebut, maka Anda dapat membantu siswa Anda untuk menulis sebuah naskah drama yang baik.


No comments:

Post a Comment

Belajar Jarak Jauh-1

Rekan guru dan para siswa yang terkasih, Kondisi sekarang ini yang diakibatkan pandemi Covid-19, membuat berbagai aktivitas publik mendad...