Rekan guru bahasa Indonesia yang
terkasih,
Menulis
naskah darma melibatkan proses hampir sama dengan menulis fiksi, misalnya prosa
atau cerpen. Proses tersebut meliputi memilih objek/menentukan sumber ide
tulisan, menetapkan tema, memilih tokoh, dan menyusun kerangka alur. Hal yang
membedakan antara penulisan naskah drama dengan prosa atau cerpen ialah naskah
drama ditulis dalam bentuk percakapan atau dialog-dialog dengan memaparkan nama-nama
tokoh yang akan berperan. Dengan demikian, naskah drama dan naskah prosa
memiliki perbedaan mendasar dalam bentuk paparan. Naskah drama dipaparkan dalam
bentuk percakapan dialog, sedang prosa fiksi dipaparkan dalam bentuk narasi,
meskipun pada bagian tertentu terdapat paparan dialog antartokoh. Pemaparan
dialog dalam prosa tidak terlalu dominan dan bentuknya berbeda dengan dialog
naskah drama. Semua informasi dalam cerita dinarasikan melalui pernyataan
pengarang.
Untuk
lebih jelas, perbedaan kedua bentuk genre tersebut dapat dicermati pada paparan
dua cuplikan naskah drama dan naskah cerita fiksi berikut ini. Naskah drama
diambil dari “Bunga-Bunga Bangsa” karya Emil Sanossa. Naskah cerita fiksi
diambil dari “Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer.
Cuplikan
“Bunga-Bunga Bangsa”
Van Dijk
|
:
|
Kita berpacu dengan waktu. Dia
harus kita paksa untuk bicara.
|
Bastian
|
:
|
Rupanya dia mengerti kita sedang
berloma dengan waktu. Seperti sengaja dia mengulur-ulur pemeriksaan. Lagaknya
seperti tidak tahu apa-apa.
|
Van Dijk
|
:
|
Dia tahu banyak. Itu sudah pasti.
Aku kenal dia waktu kami sama-sama di Wonosobo, ketika sama-sama duduk di
panitia gencatan senjata. (Menimbang-nimbang kata-katanya.) M-u-r-t-o-m-o.
Ya, Kapten Murtomo Nama itu sama artinya dengan kegilaan seorang fanatikus.
|
Cuplikan
“Gadis Pantai”
Pemandangan pantai sepanjang jalan, tumbuhan laut yang jadi semak-semak, kadal-kadal laut
Pemandangan pantai sepanjang jalan, tumbuhan laut yang jadi semak-semak, kadal-kadal laut
Tubuh yang kecil mungil itu meriut seperti keong, ketakutan. Ia tahu bapaknya pelaut, kasar berotot perkasa. Ia tahu sering kena pukul dan tampar tangannya. Tapi sekarang, buat apakah penderitaan ini? Disembunyikan mukanya dalam pangkuan emaknya.
Demikian
perbedaan naskah drama dan naskah cerita fiksi. Dengan memerhatikan perbedaan
tersebut, maka Anda dapat membantu siswa Anda untuk menulis sebuah naskah drama
yang baik.
No comments:
Post a Comment