Rekan guru bahasa Indonesia yang
terkasih,
Menulis
merupakan kegiatan menuangkan ide, pikiran, dan imajinasi positif ke dalam
karangan. Menulis merupakan kegiatan kreatif karena melibatkan tahap-tahap
imajinatif yang meliputi merasakan, menghayati, mengkhayalkan, dan menemukan
kebenaran. Salah satu bentuk kegiatan kreatif tersebut adalah menulis karya
sastra naskah drama. Menulis naskah drama merupakan salah satu kompetensi
kognitif yang dikembangkan dalam pembelajaran drama.
Dalam
kegiatan penulisan naskah drama, penulis naskah drama melibatkan pembaca untuk
memasuki sebuah model dunia kehidupan yang dibangun dalam sebuah wilayah budaya
hasil interpretasi dari dunia sekitarnya. Wilayah budaya tersebut ditampilkan
dengan mengolah realitas kehidupan yang dipaparkan secara terselubung dalam
wacana sastra (dalam hal ini naskah drama) dan kemudian memasuki wilayah makna
yang ditampilkan dalam wujud peristiwa, tokoh, setting, dan semangat
kemanusiaan yang menjadi oase bagi pengembara kerohanian sehingga naskah drama
membuka peluang untuk perenungan persoalan mendasar tentang manusia dan
kemanusiaan.
Kisah
kehidupan yang dikembangkan dalam drama bertumpu pada konflik. Oleh karena itu,
seni drama disebut juga dengan seni konflik. Konflik selalu hadir pada setiap
perkembangan tahapan peristiwa naskah drama, meskipun setiap naskah memiliki
plot, tema, tokoh dan watak tokoh, serta setting yang berbeda-beda. Konflik
berkaitan dengan upaya tokoh untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan,
kecenderungan, atau harapan. Perjuangan mewujudkan harapan tersebut melahirkan
bentuk-bentuk konflik yang bermuatan nilai-nilai dramatik. Drama merupakan
pernyataan dari kemauan manusia dalam menghadapi tantangan atau oposisi dalam
kehidupannya. Dengan kata lain, drama adalah pertentangan antara
kecenderungan-kecenderungan manusia dalam memilih nilai moral kehidupan.
Sumber: http://jendelamatabroadcast.blogspot.co.id diunduh pada Senin, 20 November 2017 |
No comments:
Post a Comment