Rekan guru bahasa Indonesia dan para siswa yang terkasih,
Dalam
pembelajaran drama, kompetensi yang dikembangkan meliputi kognitif, motorik,
dan afektif. Ketiga kemampuan atau kompetensi tersebut perlu Anda pahami dan
kemudian disampaikan kepada siswa Anda. Dengan demikian, ketika proses
pembelajaran itu berlangsung, Anda dan siswa Anda menjadi paham arah dan tujuan
dalam proses pembelajaran.
Kompetensi
kognitif dikembangkan dengan tujuan menanamkan pengetahuan dalam bidang
sejarah, khazanah naskah, dan pementasan drama di Indonesia. Kegiatan
pembelajaran dapat dikembangkan melalui kegiatan mengklasifikasi ciri naskah
drama dari tahun 1930 sampai tahun 1980 atau bahkan lebih baru lagi. Atau dari naskah drama konvensional sampai
dengan naskah drama modern/kontemporer/mutakhir. Setiap perkembangan naskah
drama konvensional, kontemporer, dan mutakhir memiliki ciri penanda kreativitas
penulis dengan keunikannya. Selain itu, hal yang tidak boleh dilupakan yaitu
tentang pengarang. Setiap era pasti dipelopori oleh pengarang dengan gaya
tertentu. Indonesia masih memiliki banyak pengarang naskah drama yang
melahirkan karya yang menambah kekayaan khazanah naskah drama Indonesia.
Pengetahuan inilah yang wajib dimiliki oleh siswa sebagai dasar belajar seni
peran.
Pengembangan
ranah kognitif juga diperluas dengan menanamkan pengetahuan tentang unsur-unsur
intrinsik naskah drama. Pengetahuan tentang unsur-unsur intrinsik naskah drama
sangat penting bagi siswa. Unsur intrinsik merupakan unsur pembangun naskah drama
yang meliputi tema, tokoh/penokohan, perwatakan, alur, setting, dan dialog.
Pengetahuan tersebut merupakan titik tolak pengembangan kompetensi apresiasi
naskah drama, pementasan drama, dan penulisan kreatif naskah drama.
Siswa
juga perlu memiliki dasar-dasar pengetahuan tentang teknik penulisan naskah
drama. Kompetensi ini sangat diperlukan agar siswa memiliki wawasan
langkah-langkah dan teknik penulisan naskah drama untuk mendukung keberhasilan
siswa dalam pengekspresikan pengetahuan, pengalaman, dan obsesi kehidupan yang
mereka rasakan dalam bentuk naskah drama. Naskah drama yang ditulis siswa dapat
digunakan sebagai bahan pementasan. Dengan demikian, mereka terhindar dari
kecenderungan penggunaan naskah drama dari para penulis yang tingkat kesulitan
teknik pementasan dan tema-temanya tidak relevan dengan realitas kehidupan
siswa.
No comments:
Post a Comment